- Back to Home »
- Pengetahuan Umum »
- MINI RESEARCH BASED PAPPER
Posted by : Unknown
Senin, 06 April 2015
Desa Cipada, Kec.Cisarua Kab.Bandung
Barat
Desa Cipada adalah
sebuah desa yang berada di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, yakni
sekitar 35 km dari pusat kota Cimahi. Desa Cipada terletak di bawah kaki gunung
burangrang hal ini menjadikan Desa Cipada beriklim sejuk dan dingin disore dan
malam hari. Gunung Burangrang adalah gunung pasif yang ketinggiannya 2050 meter
diatas permukaan laut, banyak cerita mistis yang melekat pada
gunung ini. Masyarakat percaya bahwa digunung ini ada manusia berkepala harimau yang merupakan penjaga gunung ini, hal ini menjadikan hutannya selalu terjaga dengan baik. Ada juga kisah mistis lainnya, dahulu kala ada pesawat terbang yang melintas di atas gunung ini pesawat itu pun terjatuh, menurut para ahli memang di gunung ini ada medan magnet yang dapat mengacaukan alat navigasi. Serta ada juga legenda masyarakat lainnya.
gunung ini. Masyarakat percaya bahwa digunung ini ada manusia berkepala harimau yang merupakan penjaga gunung ini, hal ini menjadikan hutannya selalu terjaga dengan baik. Ada juga kisah mistis lainnya, dahulu kala ada pesawat terbang yang melintas di atas gunung ini pesawat itu pun terjatuh, menurut para ahli memang di gunung ini ada medan magnet yang dapat mengacaukan alat navigasi. Serta ada juga legenda masyarakat lainnya.
Desa Cipada dipimpin
oleh seorang kepala desa dan sekretaris desa, biasanya kepala desa dipilih
langsung oleh masyarakat melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali.
Keadaan masyarakatnya sekarang cukup terbilang masyarakat yang harmonis yang
mengikuti perkembangan zaman. Mata pencaharian masyarakatnya adalah dominan
petani, baik sebagai tuan tanah, penggarap tanah, kuli, atau pun pengepul
(bandar) dapat disebut masyarakat agraris. Kebanyakan diantara mereka adalah
petani penggarap yang bekerja mulai pagi hari hingga matahari diatas kepala.
Dengan demikian penghasilan mereka pun tak seberapa hanya dibayar Rp.
20.000/hari untuk kuli dan bagi hasil untuk pertani penggarap. Namun, keadaan
seperti ini tetap menjadikan masyarakat yang harmonis yang saling
menguntungkan. Kebanyakan diantara petani ini menanam sayuran yang nantinya
dikumpulkan di salah satu bandar dan dipasarkan di pasar Cibitung.
Sistem religi
masyarakatnya masih menjunjung tinggi budaya hindu, yakni seperti membakar
kemenyan dan memberikan sesaji sebelum panen ataupun pada saat tahlilan,
syukuran, dan selamatan. Pada umumnya masyarakat menganut agama Islam, namun
masih kental sekali pengaruh hindu yang dahulu pernah berjaya disini. Disetiap
kampung banyak dibangun mesjid-mesjid, sehingga masyarkat tak perlu khwatir
akan kekurangan tempat ibadah. Sering diadakan kegiatan pengajian ibu-ibu,
anak-anak, remaja, serta bapak-bapak. Dengan demikian rohani masyarakat akan
tetap terjaga.
Tingkat pendidikan
masyarakat desa Cipada kebanyakan hanya tamat SD, namun seiring dengan
perkembangan zaman pemikiran masyarakat menjadi lebih rasional hingga banyak
diantara mereka yang melanjutkan studi nya ke tingkat yang lebih tinggi. Di Desa
kami terdapat dua PAUD, tiga Sekolah Dasar Negeri, satu SMP Negeri dan satu SMA
Swasta, desa kami terbilang cukup komplit dalam hal jenjang pendidikan. Hal ini
membuat tingkat pendidikan masyarakat menjadi semakin tinggi.
Hubungan dengan
masyarakat luar desa cukup harmonis, hal ini ditandai dengan adanya pertukaran
hasil panen, ada juga masyarakat yang meyekolahkan anaknya keluar desa ataupun
keluar kecamatan, seperti ke Cimahi, ke Parongpong, ke Kota Bandung, ke
Cikalong Wetan, dan ke Padalarang. Mereka rela mengeluarkan uang banyak demi
mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Hubungan yang harmonis
antar masyarakat bukan tidak sama sekali menjadikan tidak ada konflik namun,
konflik selalu terjadi didalam masyarakat. Misalnya ketika peringatan HUT RI
diadakan Turnamen sepak bola antar RW yang sering terjadi keributan antar
suporternya maupun pemainnya, alhasil wasit lah yang menjadi bulan-bulanan.
Yang sering saya lihat konflik antar suporter RW 08 dan RW 02 yang merupakan
tuan rumah, memang mereka selalu mendominasi persepakbolaan antar RW ini, tapi
ulah suporternya tidak terpuji. Ada juga konflik yang lainnya seperti rebutan
air bersih ketika musim kemarau, ada juga tawuran antar pelajar baik itu tingkat
SD, SMP, ataupun SMA yang lagi bermula pada permainan olahraga baik itu Bola
Volly, Sepak Bola, ataupun yang lainnya.
